SmallBusiness

urun rembug soal bisnis, wirausaha, sedikit curhat and hepi-hepi

Tuesday, August 28, 2007

Semarang Pesona Asia, Antara Harapan dan Kenyataan

Setelah nulis soal pernikahanku berikut segala pernak-perniknya, aku pengen nulis soal kota-ku tercinta. Semarang.

Pemkot Semarang khan barusan aja selese bikin gawe gede-gedean buat mempromosikan Kota Semarang ke tingkat global dengan judul “Semarang Pesona Asia”.

Acara yang digelar jelas berskala gede, yang diundang juga orang-orang gede.
Ada Pak SBY Presiden RI yang badannya gede, ada juga delegasi negara-negara tetangga dan calon-calon investor asing maupun domestik, gak ketinggalan artis-artis dari kawasan Asia dan dalam negeri juga diundang untuk mensukseskan acara tersebut.
Meriah abis deh….
Om Thukul dengan Empat Mata-nya juga ikutan lho,…

Acara SPA yang digagas untuk mempercepat putaran roda perekonomian Kota Semarang emang kayaknya membuahkan harapan besar untuk menuai sukses. Karena diikuti dengan penandatanganan berbagai macem kontrak kerjasama investasi yang nilainya, buanyak sekalee….
Smoga nggak mengundang “tikus-tikus elit” untuk datang merusak suasana.

Apakah semua kontrak-kontrak itu pasti akan direalisasikan? Eit..! Tunggu dulu dong…
Calon-calon investor khan bukan orang-orang bodoh. Emang saat itu mereka lihat kalo Semarang terlihat rapi, bersih, tertib, dll dsb.

Tapi khan itu waktu acara SPA lagi digelar kemaren.
Bahkan demi SPA, PKL di beberapa ruas jalan bisa “dihilangkan” tanpa harus ngundang Mr. Dapid Koperpild sang ilusionis yang udah kondang se-jagad.

Nah, para juragan-juragan tersebut tentunya akan terus mengikuti perkembangan di lapangan sedetail dan se-up date mungkin karena ini menyangkut duit yang “sa-ho-hah” banyaknya.

Jelas Pemkot Semarang nggak boleh nyante seolah-olah semua udah positip sukses. Banyak yang harus dikerjain lho,..


Langkah mengoperasikan One-Stop Service buat menjaring investasi masuk ke sini udah tepat, meskipun sebenarnya terhitung telat dibanding kota-kota lain di Indonesia. Telat “yo wis ben…”. Daripada nggak sama sekali.

Pastikan juga nggak ada “duit siluman” yang harus ditanggung para pengusaha di kota ini. (Ssst…yang ini pasti susah ngilanginnya, wong udah jadi budaya kita hi..hi..).

Pembangunan dan perbaikan infrastruktur sebagai bagian dari daya pikat untuk menarik investor jangan diabaikan. Kita bisa ditinggalin para investor karena infrastruktur yang kurang mendukung, selain karena masalah ruwetnya birokrasi dan tingginya biaya siluman. (Waduh…jadi, kalo biaya siluman tetap ada tapi cuma dikit nggak apa-apa ?).

Trus itu lho, masalah banjir dan rob gimana? Masak dari jaman nenek moyang sampe sekarang nggak pernah kelar? Sampe ada lagunya “Semarang Kaline Banjir” segala.

Usaha Pemkot Semarang secara fisik emang udah bagus lewat proyek perbaikan jaringan drainase kota menuju muara sungai, penataan kawasan atas Kota Semarang hingga masuk wilayah Kabupaten Semarang maupun Kabupaten Kendal dan adanya rencana pembangunan waduk.

Tapi usaha untuk menyadarkan warga Kota Semarang agar berperilaku sehat dan disiplin dalam menjaga kebersihan-kerapian lingkungan jangan cuma setengah-setengah dan terputus-putus.
Rame-rame bersih-bersih lingkungan cuma kalo pas ada acara SPA dan sejenisnya. Acara selese, ya selese pula disiplinnya. Aduuh…plis dong ach….

Anak-anak di sekolah diajarin buang sampah di tempatnya dan bla..bla..bla… Tapi di rumah dan di jalan-jalan mereka lihat hampir semua orang asal buang sampah, asal meludah, asal pipis dll dsb… Dan nggak diapa-apain. Ya percuma aja.

Waktu aku tinggal di Itami-Jepang (deket Osaka) ataupun saat di Tadotsu, Shikoku-Jepang masing-masing pemkot rajin kirim selebaran soal cara hidup sehat, jadual buang sampah, cara menangani sampah, cara menghadapi bencana alam, dll.
Padahal orang Jepang khan udah sangat disiplin. Itu aja masih diingatkan secara terus menerus..Yaa kali aja biar nggak lupa. Wong lupa khan manusiawi.
Tapi bagus khan? Patut kita jiplak. Jangan cuma pinter njiplak hasil karya cipta orang lain aja..

Naah…sodara-sodari bolehlah berharap banyak dari SPA kemaren itu. Berharap nggak dilarang koq. Tapi kenyataannya ?
Untuk ukuran Indonesia aja kita belumlah jadi sebuah pesona, apalagi untuk ukuran Asia Tenggara, lebih-lebih lagi untuk ukuran Asia. Masih jauuh…banget.

Maksudnya Pemkot Semarang bikin semboyan Semarang Pesona Asia emang bagus koq. Aku nggak ragukan itu.
Tapi khan lebih baik kalo bunyinya “……menuju Semarang Pesona Asia”. Jadi acara SPA kemaren adalah start menuju Semarang sebagai Pesona Asia. Bukannya seolah-olah kita udah jadi pesonanya Asia.

Malu dong, wong di beberapa sudut kota masih terlihat kumuh, PKL belum tertata rapi, lalu-lintas semrawut, terminal bus rusak, pasar johar dan kawasan simpang lima berantakan, kota seperti rimba reklame, banjir, rob, dll, dsb…. Maluuuu…..dong ah…

Tapi karena SPA udah “kadung” dilaksanakan dan udah “kadung” selese, mau “eyel-eyelan” soal slogan dan logo slogan yang lumayan “katrok” jadi nggak ada artinya. Apalagi Pemkot Semarang udah mengagendakan acara itu sebagai acara tahunan.

Yang bisa kita lakukan sekarang ya menjaga agar semangat bersih-bersih rumah dan lingkungan, semangat berdisiplin, tertib, semangat membangun kota ini tetap terpelihara dan terus membara, meskipun acara SPA tahun ini udah selese.

Tulisan tentang harapanku kepada Kota Semarang ada juga di Loenpia.Net koq. Monggo, silaken dikunjungi juga.

Bagi yang merasa terusik dengan tulisanku ini, khususnya belio-belio yang di Pemkot, ya “pis meen..”. Cincai aja-lah…
Khan ini juga demi Kota Semarang, meskipun dengan cara pandang yang berbeda. OK?

Buat yang matanya udah pedes karena capek baca tulisan ini ya sorry bangetz, aku nggak bisa ngasih obat tetes mata. Cuma bisa ngasih do’a aja smoga cepet sembuh, banyak rejeki dan enteng jodo..hi..hi….

From Semarang With Love And Peace,

Masfiq

Baca Selengkapnya / Read More !

Thursday, August 09, 2007

Sun Flower Cabang Semarang

Segalanya seperti sedang "kejar tayang".

Mbok coba sampeyan semua mbayangin,.... Udah ?

Aku pulang dari negeri sebrang khan bulan Pebruari 2007. Nglamar calon istri di penghujung bulan April 2007. Tanggal 1 Juli 2007 "maen kethoprak" alias resepsi nikah.

Teruss..tanggal 12 Juli 2007 udah balik Semarang lagi. Eee..tanggal 14 Juli 2007 udah buka toko aksesoris di Semarang. Kapan bulan madunya? Yo wis mbuh ah...

Toko "Sun Flower" yang aku operasikan bareng istri-ku adalah toko-ku yang ke-3. Yang 2 biji sebelumnya berada di Surabaya. Yaitu toko aksesoris+pusat kado dan toko khusus batik.

Aku terpaksa panggil adikku yang di Surabaya buat bantuin persiapan pembukaan toko Sun Flower yang di Semarang ini. Soale tanggal 14 Juli 2007 harus buka. Bukan karena saran mbah dukun, tapi karena hari Senin khan anak-anak mulai masuk sekolah (taon ajaran baru).

Dengan semangat 45, Alhamdulillah toko bisa buka sesuai rencana, meskipun molor sampe jam 17.30 baru bisa buka. Itupun masih sedikit berantakan.

Respon masyarakat sekitar juga cukup baik, hingga omset juga lumayan siip lah...

Smoga aja aku dan istri bisa terus mengembangkan toko ini. Harapan kita sih, secepat mungkin bisa nambah cabang baru di kota Semarang ini. Meskipun ada juga rencana untuk buka cabang di tanah kelahiran istri-ku, Wonogiri. Amien.

Mohon do'a restunya aja.

-Masfiq & Mbok Wedok-

Baca Selengkapnya / Read More !

Kanji Learning

Bookmark and Share

 

Matur Tengkyu (Terima Kasih) Atas Kunjungan Anda