SmallBusiness

urun rembug soal bisnis, wirausaha, sedikit curhat and hepi-hepi

Wednesday, May 02, 2012

Sampah Lagi, Lagi-lagi Sampah..

Tulisan ini adalah posting ulang dari tulisanku yang dimuat di blog loenpia.net .

Kali ini mengenai "sampah". 

Rasanya nggak ada seorang pun di negeri ini yang nggak mengenal kata-kata "buanglah sampah pada tempatnya" dan "kebersihan adalah sebagian dari iman". Tempat sampah pun sebenarnya ada di mana-mana. Bahkan di perumahan di kawasan perkotaan, bisa dipastikan ada satu tempat sampah di depan tiap rumah. Tetapi kenapa sampah berserakan di mana-mana? Di jalan-jalan, di parit-parit, di sungai bahkan di pantai. 

 
Pedestrian di Sannomiya, Kobe

Mungkin memang perlu adanya denda tinggi bagi siapa pun yang membuang sampah sembarangan. Tapi itu saja khan nggak cukup, karena denda pada kenyataannya cuman sebuah tindakan yang bersifat reaktif. Kita perlu tindakan preventif. Caranya, pendidikan tentang lingkungan hidup perlu diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini. Kalau perlu hingga tingkat perguruan tinggi. Sehingga mereka akan ngerti kenapa harus membuang sampah pada tempatnya dan apa yang terjadi jika mereka mengabaikannya? Mereka pun akan tahu bagaimana harus memperlakukan alam sebagai bagian dari lingkungan hidup mereka. 
Cuman, kadang orang tua di rumah malah ngasih contoh buruk. Misal, lagi jalan-jalan naek mobil bagus, jendela mobil dibuka trus sampah di buang di tengah jalan. Kalo anaknya nanya, dijawab, "biar mobil tetap bersih".... Halah...sontoloyo... !

Sebenernya, masalah sampah dan pengelolaannya khan bisa dibicarain dalam rapat RT, arisan dan sejenisnya. Peran pemerintah juga perlu, yaitu dalam hal pemberian sanksi/denda juga pemberian penghargaan seperti Adipura dan sejenisnya. Sebagai pembanding, mari kita lihat kondisi di Jepang. 

Di sepanjang jalan di tengah perkotaan jarang kita jumpai tempat sampah, tetapi hampir tidak terlihat adanya sampah yang tercecer atau berserakan . Biasanya sih tempat sampah ada di halte bus, stasiun kereta, pertokoan maupun di depan konbini (warung serba ada). Itu pun dibagi-bagi lagi, satu kotak untuk kaleng dan botol, satu kotak untuk kertas (koran, majalah dll) dan satu kotak lagi untuk lainnya. 

Kalau misalnya aku makan kue di jalan, maka bungkusnya harus dikantongin sampe nemu tempat sampah untuk membuangnya. Atau terpaksa bungkus kue itu aku bawa pulang dan dibuang di tempat sampah di dalam apartemenku. Untuk buang sampah pun ada jadualnya. Di tempatku, sampah dapur harus dibungkus dengan kantong plastik warna kuning yang dijual di supermarket, dengan desain dan ukuran yang sudah ditentukan oleh pemerintah kota setempat. Sampah dikumpulkan tiap hari Selasa dan Jumat pagi. Untuk sampah berupa botol, kaleng maupun sampah kertas (koran, majalah, buku dll) dikumpulkan tersendiri pada hari yang telah ditentukan pula. Demikian juga untuk sampah besar seperti perlengkapan rumah tangga, elektronik, sepeda dll ada jadualnya tersendiri. 

Aku sih pernah membawa sampah dari perusahaan tempatku bekerja ke sebuah perusahaan pengelola sampah. Di sana, sampah dipisah menurut jenisnya. Bahkan kaleng cat yang udah kosong dengan yang masih ada sisa catnya pun dipisah. Perusahaanku musti bayar biaya buang sampah yang jumlahnya lumayan. 

Kita mestinya bisa meniru mereka. Kalau hanya buang sampah pada tempatnya, khan tidak butuh uang sepeserpun. Cuma perlu niat dan action aja. Apalagi kalau tempat sampah sebenarnya cuman beberapa meter aja dari tempat kita berdiri. Kalo terjadi banjir, jangan lantas buru-buru nyalahin pemerintah yang kita tahu kemampuannya sangat terbatas. 

Coba kita ingat-ingat dulu, berapa banyak sampah yang udah kita buang secara sembarangan, dan coba bayangkan berapa banyak orang yang udah melakukan hal yang sama? Kalo kita sangat mengkhawatirkan kualitas hidup anak-cucu kita di masa yang akan datang, sekaranglah saatnya untuk fight demi perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya bagi kota loenpia, Kota Semarang tercinta.

Labels: , ,


Baca Selengkapnya / Read More !

Kanji Learning

Bookmark and Share

 

Matur Tengkyu (Terima Kasih) Atas Kunjungan Anda