Pembekalan Kewirausahaan Bagi Eks Kenshuusei Jepang
Selama ini Depnaker yang bekerja sama dengan IMM (Association for International Manpower Development of Small and Medium Entreprises) Japan, lebih mengedepankan pembekalan bagi para calon trainee (kenshuusei) yang akan berangkat ke Jepang tetapi kurang memperhatikan nasib mereka yang telah kembali ke Tanah Air.
Memang Depnaker-IMM Japan telah berhasil mengupayakan agar eks kenshuusei Jepang dapat bekerja di perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia.
Tetapi sebagian besar eks kenshuusei Jepang justru menganggur, bekerja serabutan, berbisnis asal-asalan, dan tidak sedikit pula yang menjadi korban penipuan hingga akhirnya uang yang telah mereka kumpulkan dengan susah payah selama 3 tahun di Jepang, habis ludes......
Bahkan ada yang akhirnya terjerat hutang yang tak kunjung padam.... :(
Hal ini sebenarnya bisa diminimalisir oleh Depnaker-IMM Japan dengan cara mengadakan pembekalan kewirausaan dan pengetahuan perbankan bagi para eks kenshuusei Jepang setiap 2-3 angkatan.
Pelatihan dilaksanakan oleh tiap-tiap Disnaker Kota/ Kabupaten secara gratis.
Setelah itu mereka didorong untuk membuka usaha/ bisnis sesuai keinginan masing-masing dan memantau perkembangan bisnis mereka.
Depnaker-IMM Japan juga diharapkan bersedia membantu mereka untuk mengembangkan bisnis dengan modal bank.
Bahkan Depnaker-IMM Japan juga bisa membuat sebuah komunitas pengusaha eks kenshuusei Jepang agar mereka bisa saling bersinergi untuk memajukan bisnis mereka masing-masing.
Adakan pula Temu Bisnis bagi mereka tiap tahun yang difasilitasi oleh Depnaker-IMM Japan. Di situ mereka bisa sharing pengalaman, tukar-menukar bisnis, lelang bisnis, membangun network, dll.
Sehingga nantinya kebanggaan Depnaker-IMM Japan bukan hanya tenaga trampil yang berhasil dicetak melalui program magang ke Jepang, tetapi juga pengusaha-pengusaha muda eks kenshuusei Jepang yang tangguh dan handal.
Jika Depnaker-IMM Japan memang memiliki niat untuk ikut serta mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia, maka program pembekalan kewirausahaan bagi eks kenshuusei Jepang adalah sesuatu yang mutlak untuk dilaksanakan.
Baca Selengkapnya / Read More !
Memang Depnaker-IMM Japan telah berhasil mengupayakan agar eks kenshuusei Jepang dapat bekerja di perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia.
Tetapi sebagian besar eks kenshuusei Jepang justru menganggur, bekerja serabutan, berbisnis asal-asalan, dan tidak sedikit pula yang menjadi korban penipuan hingga akhirnya uang yang telah mereka kumpulkan dengan susah payah selama 3 tahun di Jepang, habis ludes......
Bahkan ada yang akhirnya terjerat hutang yang tak kunjung padam.... :(
Hal ini sebenarnya bisa diminimalisir oleh Depnaker-IMM Japan dengan cara mengadakan pembekalan kewirausaan dan pengetahuan perbankan bagi para eks kenshuusei Jepang setiap 2-3 angkatan.
Pelatihan dilaksanakan oleh tiap-tiap Disnaker Kota/ Kabupaten secara gratis.
Setelah itu mereka didorong untuk membuka usaha/ bisnis sesuai keinginan masing-masing dan memantau perkembangan bisnis mereka.
Depnaker-IMM Japan juga diharapkan bersedia membantu mereka untuk mengembangkan bisnis dengan modal bank.
Bahkan Depnaker-IMM Japan juga bisa membuat sebuah komunitas pengusaha eks kenshuusei Jepang agar mereka bisa saling bersinergi untuk memajukan bisnis mereka masing-masing.
Adakan pula Temu Bisnis bagi mereka tiap tahun yang difasilitasi oleh Depnaker-IMM Japan. Di situ mereka bisa sharing pengalaman, tukar-menukar bisnis, lelang bisnis, membangun network, dll.
Sehingga nantinya kebanggaan Depnaker-IMM Japan bukan hanya tenaga trampil yang berhasil dicetak melalui program magang ke Jepang, tetapi juga pengusaha-pengusaha muda eks kenshuusei Jepang yang tangguh dan handal.
Jika Depnaker-IMM Japan memang memiliki niat untuk ikut serta mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia, maka program pembekalan kewirausahaan bagi eks kenshuusei Jepang adalah sesuatu yang mutlak untuk dilaksanakan.
Baca Selengkapnya / Read More !
posted by M. Taufiq Aryanto @ Saturday, June 12, 2010
0 Comments
