Pembobolan Rekening Bank Lewat ATM
Pertama, tentang modus pembobolan ATM :
Modus pertama :
Pelaku mencuri data digital kartu ATM nasabah dengan skimmer yang terpasang di mesin ATM. Kemudian untuk mencuri nomor PIN nasabah, pelaku menggunakan bantuan kamera pengintai yang terpasang di dalam ruang ATM atau dengan mengintip langsung ketika nasabah mengetik nomor PIN.
Pelaku kemudian menyalin data ke kartu palsu dan selanjutnya menguras tabungan nasabah.
Modus kedua :
Pelaku memasang suatu alat di dalam mesin ATM untuk menjepit kartu ketika nasabah memasukkan kartu. Pelaku juga memasang stiker palsu di body mesin. Di stiker tertulis nomor hotline palsu yang dapat dihubungi jika mengalami gangguan.
Setelah kartu tertahan di dalam mesin, korban kemudian menghubungi nomor hotline tersebut dan diterima oleh petugas bank gadungan.
Petugas gadungan pura-pura minta identitas nasabah, seperti nama, alamat, tanggal lahir. Terakhir dia minta nomor PIN.
Bagi yang tidak paham, jujur saja menceritakan. Petugas itu langsung bilang,"Kartu Anda tertahan. Besok saja tunggu konfirmasi".
Setelah korban pergi, pelaku kemudian mendatangi mesin ATM dan mengambil kartu korban lalu menguras tabungan.
Modus ketiga :
Hampir sama dengan modus kedua. Namun pada modus ketiga, pelaku tidak menggunakan stiker, tetapi pelaku sendiri yang menghampiri korban dan menyarankan kepada korban untuk menghubungi call center 14000.
Tapi ketika dihubungi yang terima operator gadungan.
Selanjutnya sama dengan modus ketiga.
Modus keempat :
Pelaku mencuri data digital kartu ATM beserta nomor PIN lalu menjualnya kepada pelaku lain seharga Rp 1 juta per data.
Kedua, tentang cara-cara untuk mengantisipasi biar nggak jadi korban pembobolan ATM :
1. Gunakan hanya kartu chip, kalau bank Anda belum memberikan kartu chip, Anda harus minta ganti dan jangan menggunakan kartu lama sebelum diganti. Aturan Bank
2. Lindungi kode 3 angka (CVV2) di belakang kartu Anda. Kecuali untuk otorisasi transaksi online, kode itu tidak akan pernah digunakan untuk transaksi konvensional di mesin ATM atau counter EDC merchant. Tutup 3 angka di belakang kartu itu dengan stiker, selotip atau apa saja yang tidak transparan.
3. Ubah PIN Anda sesering mungkin. Parameternya sederhana, ketika Anda cukur rambur, ganti sikat gigi atau cek angin ban kendaraan, itulah saatnya ganti PIN kartu ATM Anda. Di pom bensin biasanya sekarang ada ATM, Anda bisa mengganti PIN ketika sedang membeli BBM.
4. Jangan pernah memberikan informasi PIN dan data pribadi yang biasa digunakan untuk otorisasi perbankan kepada siapa pun dengan alasan apa pun termasuk pada customer service bank. Seperti misalnya, nama gadis ibu kandung dan lainnya. Kecuali memang yakin bahwa itu prosedur yang harus dilalui. Sebab sekarang banyak sekali pihak ketiga (misalnya perusahaan asuransi) dengan alasan kerjasama dengan pihak bank penerbit kartu ATM menawarkan produknya secara telemarketing dan Anda diminta memberikan informasi pribadi ini.
5. Berhati-hatilah apabila menerima tawaran dari telemarketing seperti itu, karena biasanya persetujuan yang Anda berikan akan diterjemahkan sebagai kesediaan untuk melakukan auto debet terhadap account Anda.
Ini berbahaya, lebih baik bila kurang yakin Anda minta waktu untuk melakukan konfirmasi kepada bank penerbit kartu ATM, apakah pihak bank punya kerjasama dengan pihak telemarketing tersebut dan bagaimana aturan main serta resikonya.
Karena kasus ini sudah menyebar ke berbagai kota besar di Indonesia, saat ini kita harus ekstra berhati-hati dalam bertransaksi menggunakan kartu ATM.
Kalo aku sih, abis transaksi pake ATM kartunya aku masukin lagi ke mesin. Trus, saat diminta PIN aku tekan nomor sembarang. Naah... saat di layar ATM ada peringatan bahwa nomor PIN salah, aku tekan tombol "Cancel" hingga kartu keluar lagi.
Kata adikku yang kerja di bank, dengan cara ini skimmer si bandit nggak bisa baca lagi PIN kita.
Begichuuu..........
Masalahnya, sekarang sudah ada kasus pembobolan rekening bank lewat ATM pake ilmu hipnotis....hii....ngeri thok, nda........
Mungkin perlu diberlakukan "Darurat ATM Nasional"....he..he...
Atau mending kembali ke jaman "Majapahit", saat uang disimpan di bawah kasur.....
Sumber : Kompas dan Suara Merdeka (Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure/ ID-SIRTII)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home